Rabu, 20 November 2013

Ya. Saya.

BY Unknown

Saya benci perpisahan apapun itu bentuknya dan segala hal yang membalutnya untuk berusaha menjadikannya lebih indah.

Saya pernah menjadi anda, yang merasakan bagaimana jatuh cinta dengan orang yang sama dan dengan cara yang sama.
Saya pernah menjadi anda, yang selalu menjadi sebab akibat dia menangis dan tertawa.

Saya pernah menjadi anda, yang selalu menjadi penyebab dia bermimpi indah.
Dan saya pernah menjadi anda, menjadi orang tersayangnya juga salah satu orang yang selalu dia rindukan selain keluarganya.
Mungkin saya hanya cemburu karna bukan lagi saya yang menjadi sebab akibat dia tersenyum disetiap bangun paginya.
Mungkin juga saya hanya merasa rindu diperlakukan sama seperti dulu olehnya yang saat ini sedang dia lakukan untuk anda.
Ya. Saya rindu menjadi satu-satunya wanita yang dia sebut masa depan.
Ya. Saya rindu menjadi satu-satunya wanita yang dia gandeng erat disetiap langkahnya ketika disampingku.
Ya. Saya selalu merindukan setiap detil kenangan saya dan dia.
Dan kebodohan yang saya perbuat adalah saya berpura-pura itu semua salah.
Saya memang hanya ingin melihat dia tersenyum dengan atau tanpa saya disampingnya.
Lalu, atas semua kalimat munafik yang pernah saya katakan, sebenarnya saya selalu ingin tetap menjadi alasan dia bahagia, saya selalu ingin tetap menjadi wanita tercantinya setelah ibu dan saudara perempuannya.
Dan untuk semua basa-basi yang saya ucapkan diatas, salam rindu teruntuk anda yang berbahagia.
Saya disini untuk merindukan anda. Selalu.

"Aku rindu kamu, rindu kita, rindu semua hal tentang kita.
Selamat untuk segala hal yang kamu miliki saat ini.
Semoga itu yang terbaik.
Keep romantic. Longlast."

Sincerely,

Kodok.